Rabu, 21 Desember 2011

Mendaki Impian

Tentang Aku dan Mimpiku Aku adalah seorang gadis berumur 19 tahun, berkulit sawo matang, yang kata orang aku ini manis dan ngagenin, hehee... Sekarang aku menempuh pendidikan di salah satu universitas di Bandung dengan topangan biaya orang tua. Tidak mengenakkan memang, namun dalam hati ini sudah berjanji, jika sudah bekerja nanti maka akulah yang akan menopang biaya hidup orangtuaku. Dan sekarang mari kukenalkan dengan mimpiku. Mimpiku, tidak mempunyai nama sepertiku dan dia bukan seorang gadis, bukan pula sebuah benda yang bisa dimakan, dia juga bukan mikroba kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang, tapi dia adalah gunung tinggi dan besar, yang telihat dengan sangat jelas, yang memiliki puncak dan dasar, kerikil serta batu-batu yang besar. Itulah mimpiku, sebuah gunung yang harus kudaki untuk mencapai puncaknya. Ini Mimpiku Apa mimpiku? Jangan tanyakan mimpiku pada orang lain selainku apalagi orang-orang yang ada di pasar sana. Dan juga jangan tanyakan mimpiku pada ayahku, ia tak tahu apa-apa tentang hal ini. Ini rahasia, karena salah satu mimpiku adalah membahagiakannya. Untuk ibuku aku hanya bisa memberikannya doa, semoga ia selalu bahagia di sana bersama Sang Pencipta. Untuk mimpiku, aku rencanakan secara sederhana, aku ingin terus menulis, dan menulis. Dari menulis aku bisa berbicara, bisa menampakkan diri yang selama ini sulit aku lakukan. Tapi apa gunanya jika apa yang aku tulis hanya untuk diriku sendiri? Aku ingin seperti Merry Riana, dengan sejuta dolarnya yang menginspirasi banyak orang untuk terus bermimpi. Seperti Andrea Hirata yang menuliskan cerita Ikal dkk yang membuat banyak orang bertekad untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Atau seperti Agnes Davonar dan Asma Nadia, yang karena tulisannya membuat banyak orang mengerti tentang arti kehidupan. Yap! Aku ingin seperti mereka, ingin sekali bahkan. Bayangkan, mereka hanya bermodal kertas dan pena bisa menginpirasi banyak orang. Selain menulis aku juga berkeinginan untuk mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar, yang kusebut ini sebagai mimpiku yang tak sederhana, rencana ini memang tak sederhana seperti sebutannya karena butuh waktu dan keteguhan untuk bisa mendirikannya. Fungsi lembaga bimbingan belajar ini nantinya bukan hanya menyukseskan UAN dan UAS, melainkan juga untuk menyukseskan pengembangan diri atau yang sering disebut dengan pendidikan karakter. Berbekal dari pengalamanku ketika SMA sejauh yang aku ketahui. Berbagai kenakalan remaja terjadi dis ana, seks bebas, narkoba, bahkan perjudian. Berkembang pesat tanpa pandang bulu, menyedihkan memang, karena itu terjadi pada temanku, tetangga dekat rumahku, bahkan saudara dekatku. Berawal dari krisis pengembangan diri inilah. Impianku untuk mendirikan lembaga bimbingan belajar dan ini adalah mimpi sejuta dolarku selain menulis dan melahirkan sebuah karya yang inspiratif. Pengantar terakhir Sederhana atau tidaknya mimpi seseorang, sebenarnya nilainya sama saja, semua itu diibaratkan sebuah gunung yang penuh batu-batu besar dan kerikil-kerikil yang tajam. Jika mau mencapai puncaknya maka tiada cara lain selain mendakinya. Baiklah... Aku akan mendakinya. Sejak kapan? Dari dulu aku sudah memulainya. Dan tulisan ini adalah pengesahan formalnya. Untuk mimpiku, tetap bersamaku sampai aku menggapaimu dan untukmu (yang baca artikel ini), sssttt… jangan katakan semua ini pada Ayahku ^_^ http://www.annida-online.com/artikel-4680-rizky-nurseha.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar